Tentang Diriku

Masih ingat dengan pepatah lama "Tak Kenal maka tak sayang, dan tak sayang maka tak cinta"?

Maka dari itu izinkan saya memperkenalkan diri.  Nama saya jika di rumah waktu masih kecil dipanggilnya Baso.  Ketika masuk Sekolah Dasar namanya menjadi Baso Herman.  Nama ini bertahan hingga kelas V sekolah Dasar.  Ketika memasuki kelas VI oleh Pak William seorang wali kelas yang sudah menjadi muallaf berinisiatif mengganti nama saya.  Kata guru saya tersebut "namamu diganti Herman saja ya biar praktis.  Saya sih nurut-nurut aja karena rata-rata orang Bugis seperti itu namanya pendek-pendek.  Akhirnya jadilah nama itu menjadi nama resmi apalagi sudah merupakan nama yang tertera pada ijazah mulai dari SD, SMA, dan perguruan tinggi.

Ketika saya pindah kerja pada tahun 2002, ternyata nama Herman terlalu banyak dalam kantor.  Agar berbeda dengan yang lain maka di belakang Herman ditambahin Baso sehingga resmilah menjadi Herman Baso tanpa perlu ritual bikin ketan merah segala.

Setelah kurang lebih 20 tahun lulus dari D3 akuntansi pada sebuah perguruan tinggi di Jakarta, saya masih memiliki semangat untuk melanjutkan ke S1 jurusan Manajemen.  Salah satu pemicu mimpi ini adalah karena pada suatu profesi tertentu yang saya juga impikan, mensyaratkan pendidikan minimal Strata Satu (S1), maka mau tidak mau, suka ataupun tidak suka nama saya harus kembali mengikuti ijazah lagi yaitu Herman saja (tanpa kata saja lho).

Karena banyak yang sering menanyakan tentang arti  Baso maka dengan tiada maksud untuk membangga-banggakan keturunan terpaksa saya harus menjelaskan.  Baso itu adalah nama yang digunakan oleh kaum keturunan untuk menunjukkan bahwa si pengguna nama adalah keturunan dari Datu atau raja-raja Luwu sebuah kerajaan tertua di Sulawesi Selatan.   Saya sendiri keturunan langsung dari Raja Luwu ke-15 Pattiware Dg. Parebbung atau dikenal juga dengan nama Pati Aras.  Seorang raja yang menerima Islam pertama kali di Luwu dan menjadikan Islam sebagai agama kerajaan.

Terkahir, walaupun saya sudah memiliki hanya seorang istri dan 3 orang anak, namun sekarang ini sedang bermimpi melanjutkan pendidikan pada sebuah perguruan tinggi entah di Depok atau Ciputat pada Jurusan Manajemen.  Mudah-mudahan mimpi ini bukanlah mimpi di siang bolong akan tetapi mimpi yang akan benar-benar terwujud kelak, Amiin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Abdul Qahhar Mudzakkar Dari Patriot Hingga PemberontakAbdul Qahhar Mudzakkar Dari Patriot Hingga Pemberontak

 by : Anhar Gonggong Kahar Muzakkar dalam sambul buku “Abdul Qahhar Mudzakkar Dari Patriot Hingga Pemberontak” karya Anhar Gonggong. ...